KOMUNIKASI Dalam ORGANISASI
Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi terdengar mudah
dilakukan dan setiap orang menganggap bahwa mereka bisa melakukannya. Tetapi
komunikasi yang seperti apakah yang dianggap sebagai komunikasi yang efektif?
Setiap aktivitas komunikasi sehari-hari biasanya tidak terstruktur, sehingga
peran komunikator menjadi tumpang tindih. Hal itu berakibat pula pada makna
dari komunikasi yang dilakukan.
Komunikasi pada umumnya
didefinisikan sebagai kegiatan saling bertukar pendapat, atau hubungan antara
manusia, baik individu maupun kelompok. Komunikasi manusia merupakan proses
pembentukan makna di antara dua orang atau lebih. Dari pernyataan ini maka
komunikasi berhubungan dengan makna yang dapat diperoleh diantara pihak-pihak
yang melakukan komunikasi.
Menurut A.W. Wijaya (2000: 15)
komunikasi adalah penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang kepada
orang lain. komunikasi akan dapat berhasil apabila sekiranya timbul saling
pengertian, yaitu jika kedua belah pihak, si pengirim dan si penerima informasi
dapat memahaminya. Hal ini tidak berarti bahwa kedua belah pihak harus
menyetujui sesuatu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua belah
pihak sama-sama memahami gagasan tersebut. Dalam keadaan seperti inilah baru
dapat dikatakan komunikasi telah berhasil baik (komunikatif).
Berikut
ini pengertian komunikasi berdasarkan para ahli :
1. Onong Cahyana Effendi,
komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
untuk memberitahu , mengubah sikap , pendapat , atau perilaku , baik dengan
cara lisan ( langsung ) ataupun tidak langsung ( melewati media )
2. Raymond Ross, komunikasi
merupakan proses menyortir , memilih , serta pengiriman simbol - simbol yang
sedemikian rupa sehingga membantu pendengar menanggapinya dengan respon atau
makna dari pemikiran yang sama dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
3. Harold Laswell,
komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa , berbicara apa , melewati media
apa , terhadap siapa , serta apa dampaknya.
4. Gerald R. Miller,
komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan kepada penerima secara
sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka
5. Himstreet dan Beaty,
komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi antar individu melewati
sebuah sistem yang lazim ( biasa ) , baik dengan simbol - simbol , sinyal -
sinyal , maupun perilaku atau tindakan.
Sejarah
Perilaku
organisasi sebagai terjemahan dari Organizational Behavior, diartikan sebagai
studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi
atau suatu kelompok tertentu. Kita mengenal lebih jauh tentang perilaku
organisasi berarti kita mencoba untuk membuktikan adanya perubahan-perubahan
fundamental dalam lingkup ilmu organisasi dan managemen dewasa ini. Organisasi
dasar terhadap perilaku manusia makin dirasakan urgensinya bagi setiap
management di tingkat manapun dengan tujuan praktis untuk mendeterminasi
bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha-usaha pencapaian tujuan
organisasi.
Studi
tentang perilaku organisasi merupakan dimensi baru dalam arena studi ilmu
organisasi dan Managemen. Kini telah berkembang dengan pesatnya, bersamaan
dengan berkembangnya Pendekatan Ke-perilakukan (Behavioral Approach terutama
pada dekade terakhir setelah Perang Dunia Ke II.
Dalam
penguraian tulisan ini akan diketengahkan sekilas tentang dasar-dasar dan
pengertian perilaku organisasi yang mencakup tujuan untuk memotivasikannya
sebagai upaya pemanfaatan sumberdaya manusia dalam pencapaian produktivitas
organisasi yang lebih tinggi. Seringkali dinyatakan, bahwa setiap orang
menganggap dirinya sebagai suatu keadaan tertentu seperti apa yang diinginkan
dan dicita-citakannya. Namun sebenarnya mereka senantiasa mencoba mendekati
keseimbangan yang tepat antara unsur individualistis dan kolektivitas dalam
struktur sosialnya.
Dalam
setiap organisasi yang merupakan struktur sosial yang ada di masyarakat modem
ini, menyingkapkan lebih jauh bahwa mereka pun yang menjadi anggota setiap
organisasi senantiasa mencoba untuk menunjukkan keseimbangan yang tepat dan
sekiranya dapat diusahakan untuk dibina agar intensitas tabiat, tingkah laku
dan kepribadiannya merupakan perilaku organisasi.
Siagian
(1992) memberikan batasan bahwa Perilaku Organisasi adalah keseluruhan tabiat
dan sifat seseorang yang tercermin dalam ucapan dan tindak-tanduknya sebagai
anggota suatu organisasi. Perilaku yang tercermin dalam tabiat dan sifat
tersebut merupakan pencerminan pula dari kepri-badian orang yang bersangkutan.
Proses Komunikasi dalam Organisasi
Istilah proses
dalam komunikasi pada dasarnya menjelaskan tentang bagaimana komunikasi itu
berlangsung melalui berbagai tahapan yang dilakukan secara terus menerus,
berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya dalam rangka penyampaian pesan.
Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim
dan si penerima pesan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Dengan demikian
akan terjadinya perubahan tingkah laku di dalam diri individu, baik pada aspek
kognitif, afektif, atau psikomotor.
Melalui proses
komunikasi akan dapat ditentukan keputusan apa yang akan dilakukan oleh setiap
individu atau kelompok tentang bagaimana menentukan langkah atau hasil yang
akan diperoleh ke depan, karena dengan komunikasi akan dapat dijadikan pedoman
dalam menentukan apakah kerjasama dapat dilanjutkan atau tidak dapat
dilanjutkan.
Komunikasi
sangat berperan dalam menjaga kebutuhan manusia, karena komunikasi dibangun
sebagai sebuah mekanisme penyesuaian diri untuk manusia. Mekanisme penyesuaian
diri adalah alat bagi manusia yang digunakan untuk menolong mereka mengenali
dan merespon yang mengancam eksistensinya. Komunikasi menolong orang tetap
selamat karena mereka diberikan informasi tentang ancaman yang akan datang dan
menolong mereka menghindari atau mengatasi ancaman-ancaman ini (Kreps
1986:170). Apa yang dikemu- kakan di atas menjelas-kan bahwa komunikasi memang
sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia sebaaai mahluk sosial yang
satu sama lainnya akan berinteraksi agar mereka tetap eksis baik sebagai
individu maupun sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat yang lebih
luas.
Sementara itu
seorane ahli komunikasi. Ross (1997: 110) mengatakan bahwa komunikasi sebagai
“Proses di dalamnya mencakup pengertian, pemilihan dan pengiriman simbol-simbol
dalam suatu cara untuk membantu seorang pendengar untuk merasa dan melukiskan
kembali pikirannya yang berisikan pemahaman dari pemikiran si pengirim pesan”.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan simbol aktivitas yang
menggunakan orang dalam menolong mereka menginterpretasikan suatu pesan.
Melalui proses tersebut diupayakan agar adanya data menjadikan informasi yang
disampaikan akan menghasilkan penafsiran dan akan membantu untuk menolong
predikat ke depan terhadap suatu rencana, dengan demikian komunikasi tersebut
dapat merespon pesan dengan pemahaman yang kreatif.
Dalam
proses komunikasi akan ditemukan berbagai elemen-elemen, elemen inilah yang
membuat komunikasi berjalan secara efektif dan efisien. Jika elemen-elemen ini
tidak digunakan maka komunikasi tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut Djatmiko (2002:57). Elemen-
elemen yang dibutuhkan dalam
suatu proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
§
Pengirim (Sender) yang memulai komunikasi. Dalam
suatu organisasi, pengirim adalah
§
Mengkomunikasi- kannya kepada satu atau lebih
orang lain.
§
Pengkodean (Encoding) adalah pengirim pengkodean
informasi yang akan disampaikan dengan cara menerjemahkan ke dalam serangkaian
simbol atau isyarat.
§
Pesan (Message) adalah bentuk fisik yang
digunakan oleh pengirim untuk mengkodekan informasi. Pesan dapat berupa segala
bentuk yang dapat dirasakan atau diterima oleh satu atau lebih indra penerima.
§
Saluran (Chcmnel) atau kanal ialah media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, misalnya udara untuk pesan yang disampaikan
dengan kata-kata, atau kertas untuk pesan yang disampaikan dalam bentuk
tulisan.
§
Penafsiran kode (Decoding) adalah proses di mana
penerima menafsirkan pesan dan menerjemahkanya menjadi informasi yang berarti
baginya.
§
Penerima (Receiver) adalah orang yang
menafsirkan pesan dari pengirim.
§
Gangguan (Noise) adalah semua faktor yang
mengganggu, membingungkan atau mengacaukan proses komunikasi.
§ Umpan
balik (Feed- back) adalah kebalikan dari proses komunikasi yang menyatakan
reaksi terhadap komunikasi dari pengirim.
Dengan
elemen-elemen tersebut di atas, maka gagasan atau ide-ide yang disampaikan
diharapkan akan menemui sasarannya dengan baik. Walaupun dalam kenyataannya
banyak orang berbeda dalam mendefinisikannya, seperti yang dikemukakan Preston
(1979:11) bahwa “Komunikasi adalah gagasan sederhana setiap orang
melaksanakannya. Untuk orang- orang tertentu, komunikasi adalah telepon,
telegram atay hanya sebagai penerima gosip. Bagi yang lainnya komunikasi
berhubungan dengan media, seperti film dan juga telepon yang merupakan
bagian-bagian yang terpenting dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah suatu
kemampuan bagaimana berbicara dan mengungkapkan gagasan-gagasan kita kepada
bawahan, pimpinan atau sesama teman”.
Penjelasan
di atas sebenarnya mungkin saja terjadi karena komunikasi itu sendiri adalah
proses menyampaikan pesan dari seseorang kepada orang dengan menggunakan media
tertentu yang memungkinkan si pengirim pesan dapat menyampaikan gagasannya dan
orang yang menerima pesan dapat menerima pesan tersebut. Dalam komunikasi pesan
yang disampaikan bisa secara verbal, nonverbal ataupun menggunakan simbol-
simbol atau kata-kata baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara
tertulis (Muhammad, 1995:95). Komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan
pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata, tetapi menggunakan gerakan
tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata, ekspresi muka,
kedekatan jaraj dan sentuhan (Muhammad, 1995: 130). Berdasarkan kutipan-
kutipan di atas, jelaslah bahasa proses komunikasi, akan dapat berlangsung
secara efektif, apabila komunikator dalam menyampaikan suatu pesan kepada
komunikan dengan menggunakan alat atau media yang sesuai dengan pesan yang
disampaikan, sehingga komunikan dapat mengerti dengan baik tentang apa yang
disampaikan dan diharapkan akan terjadi respon atau umpan balik bahkan
perubahan perilaku dari komunikan.
Unsur-Unsur Komunikasi
Dalam
proses komunikasi terdapat tiga unsur utama yang wajib terpenuhi karena
merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur
tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap unsur dalam komunikasi
itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama
lainnya. Unsur-unsur komunikasi tersebut yaitu :
• Komunikator / pengirim / sender ,
yaitu orang yang menyampaikan isi pernyataannya terhadap komunikan. Komunikator
bertanggung jawab dalam faktor mengirim kabar dengan jelas , memilih media yang
cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan meminta kejelasan apakah pesan
telah diterima dengan baik oleh komunikan.
• Komunikan / penerima / receiver ,
yaitu dalah penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Dalam proses
komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk dapat mememahami isi pesan
yang telah disampaikan dengan baik dan benar. Penerima pesan juga memberikan
umpan balik kepada komunikator untuk memastikan bahwa pesan telah diterima dan
dipahami secara sempurna.
• Saluran / media / channel , yaitu
saluran atau jalan yang dilalui oleh pesan pernyataan komunikator terhadap komunikan
maupun sebaliknya. Pesan dapat berupa kata–kata dan tulisan , tiruan , gambaran
atau perantara lain yang dapat dipakai untuk mengirim melewati beberapa channel
yang berbeda, seperti telepon , televisi , fax , photo copy , email , dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat
kabar yang bakal disampaikan (Wursanto,1994).
Hambatan-Hambatan Komunikasi
Beberapa
halangan dapat memperlambat dan mengubah komunikasi menjadi tidak efektif,
diantaranya yaitu:
1. Penyaringan
Dalam
proses menyaring informasi ini, pengirim pesan dengan sengaja menyaring dan
menyeleksi informasi sehingga penerima hanya menerima pesan yang baik dan bagus
saja. Sebagai contoh: Seorang manajer yang melaporkan informasi kepada bosnya
berupa informasi yang baik-baik saja merupakan bentuk penyaringan informasi,
karena tidak semua informasi yang disampaikan.
2.
Persepsi Penyeleksian
Persepsi
penyeleksian menyebabkan seseorang melakukan komunikasi berdasarkan apa yang
menjadi kebutuhan, motivasi, pengalaman, latar belakang dan karakteristik
pribadi orang tersebut. Sebagai contoh:seorang pewawancara yang mengharapkan
karyawan wanita untuk melamar akan lebih cenderung positif dan antusias saat
ada pelamar kerja wanita dibandingkan pelamar kerja pria.
3. Kelebihan Informasi
Setiap
individu punya kapasitas terbatas untuk memproses data. Ketika informasi yang
diterima melebih kapasitas kita dalam menerima, maka terjadilah kelebihan
informasi. Sebagai contoh: seorang karyawan yang menerima informasi terlalu
banyak dari bosnya akan menyebabkan karyawan tersebut menjadi stress dan
terbeban dengan banyak informasi yang diperoleh, sehingga menghambat feedback
dari karyawan tersebut.
4. Emosi
Seseorang
dapat menterjemahkan pesan yang sama dengan berbeda saat pesan tersebut
disampaikan dalam kondisi marah dan kondisi bahagia. Sebagai contoh: seorang
anak yang dinasehati orang tuanya dengan kasih sayang dan penuh canda akan
memiliki respon yang berbeda dengan anak yang dinasehati orang tuanya dengan
penuh amarah dan bentakan.
5. Bahasa
Kata-kata
yang sama bisa memiliki arti yang berbeda dalam bahasa yang berbeda. Bahkan
dalam bahasa yang sama pun, setiap orang bisa memiliki pengertian yang berbeda
satu sama lain. Usia dan konteks kejadian menjadi 2 faktor yang berpengaruh
besar terhadap perbedaan tersebut. Contoh: dalam bahasa Medan, tulang berarti
paman, sedangkan dalam bahasa Indonesia tulang artinya tulang
6.
Hening/Bungkam
Mudah
bagi seseorang untuk memilih diam dan tidak berkomunikasi, karena adanya alasan
kurangnya informasi yang diterima. Diam/bungkam dan menyembunyikan informasi
merupakan hal yang umum dan juga merupakan masalah. Penelitian menunjukkan
setiap karyawan setidaknya akan bungkam/diam mengenai suatu urusan/persoalan
yang signifikan. Hal ini menyebabkan adanya halangan bagi manajer untuk
berkomunikasi dan mengetahui mengenai informasi tentang masalah apa yang
terjadi, baik secara operasonal maupun faktor psikologi orang tersebut.
7.
Ketakutan/Kekhawatiran dalam Komunikasi
Banyak
orang yang memiliki ketakutan/kekhawatiran dalam proses komunikasi langsung.
Sebagian besar orang mengalami kesulitan saat berkomunikasi tatap muka secara
langsung, sehingga banyak orang yang mengandalkan media/sarana untuk
berkomunikasi seperti catatan atau telpon. Hal ini menjadi halangan dalam
proses komunikasi yang efektif karena adanya faktor eksternal yang dapat
menyebabkan tidak tersampaikannya pesan.
8.
Berbohong/Menipu
Halangan
komunikasi yang efektif terakhir ialah berbohong. Saat seseorang berbohong maka
pesan yang sesungguhnya tidak tersampaikan dengan baik sehingga antara penerima
maupun pengirim pesan tidak memiliki informasi yang sama. Mengenai berbohong
dalam proses komunikasi merupakan hal yang berbahaya karena tidak semua orang
dapat mendeteksi apakah pesan yang disampaikan merupakan informasi yang benar
atau kebohongan.
Komentar
Posting Komentar