IKATAN ION & IKATAN KOVALEN

IKATAN ION DAN IKATAN KOVALEN

I. IKATAN ION
          Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang melepaskan elektron dan atom yang menerima elektron.  Ion positif terbentuk dari atom yang melepaskan elektron, sedangkan ion negatif terbentuk dari atom yang menerima elektron. Ikatan tersebut terjadi karena perbedaan muatan antara ion positif dan ion negatif.
a.      Pembentukan Ion Positif
             Atom bermuatan positif karena melepaskan electron. Atom tersebut dinamakan ion positif. Kecenderungan melepas electron berkaitan dengan keelektronegatifan.
             Unsure yang lebih mudah membentuk ion positif ialah unsur dengan kecenderungan lebih besar untuk melepaskan elektron, antara lain golongan IA (golongan alkali) dan golongan IIA (golongan alkali tanah). Atom H dapat melepaskan elektron menjadi ion H+ dan menerima elektron menjadi ion H- (hidrida). Hal ini bergantung pada keelektronegatifan atom yang berikatan. Elektron untuk unsur golongan IA (alkali) dapat dilihat pada Tabel 1 dan IIA (alkali tanah) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 1. Konfigurasi elektron untuk unsur golongan IA
Unsur
Konfigurasi Elektron
Elektron Valensi
3Li
2  1
1
11Na
2  8  1
1
19K
2  8  8  1
1
37Rb
2  8  18  8  1
1
55Cs
2  8  18  18  8  1
1
87Fr
2  8  18  32  18  8  1
1


Table 2. konfigurasi electron untuk unsure golongan IIA
Unsur
Konfigurasi Elektron
Elektron Valensi
4Be
2  2
2
12Mg
2  8  2
2
20Ca
2  8  8  2
2
38Sr
2  8  18  8  2
2
56Ba
2  8  18  18  8  2
2
88Ra
2  8  18  32  18  8  2
2

Jumlah electron valensi pada unsure golongan IA adalah 1 elektron sehingga cenderung melepaskan 1 elektron untuk menbentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai aturan octet. Pelepasan 1 elektron dari atom golongan IA membentuk ion positif bermuatan satu. Electron valensi golongan IIA berjumlah 2 elektron sehingga cenderung melepaskan 2 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai dengan teori octet. Pelepasan 2 elektron dari atom golongan IIA membentuk ion positif bermuatan dua. Contohnya sebagai berikut :
Na ( 2  8  1 )  ® Na+ ( 2  8 ) + e
Mg ( 2  8  2 ) ® Mg2+ ( 2  8 ) + 2e
Ion positif terjadi Karena melepaskan electron. Jumlah proton pada ion tidak berubah.

b.      Pembentukan Ion Negatif
Atom bermuatan negative karena menerima electron. Atom tersebut dinamakan ion negative. Unsure yang mudah menerima electron ialah unsure dengan kecenderungan lebih besar untuk menerima electron, antara lain golongan VIIA (golongan halogen) dan golongan VIA ( golongan oksigen ) konfigurasi electron untuk unsure golongan VIIA dapat dilihat pada Tabel 3  dan golongan VIA dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 3. Konfigurasi elektron untuk unsur golongan VIIA
Unsur
Konfigurasi Elektron
Elektron Valensi
9F
2  7
7
17Cl
2  8  7
7
35Br
2  8  8  7
7
53I
2  8  18  8  7
7
85At
2  8  18  18  8  7
7


Table 4. konfigurasi electron untuk unsure golongan VIA
Unsur
Konfigurasi Elektron
Elektron Valensi
8O
2  6
6
16S
2  8  6
6
34Se
2  8  18  6 
6
52Te
2  8  18  18  6
6
84Po
2  8  18  32  18  6
6

Jumlah electron valensi pada unsure golongan VIIA adalah 7 elektron sehingga cenderung menerima 1 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai teori octet. Penerimaan 1 elektronoleh atom golongan VIIA membentuk ionbnegatif bermuatan satu. Jumlah electron terluar golongan VIA adalah 6 elektron sehingga cenderung menerima 2 elektron untuk membentuk konfigurasi electron seperti unsure gas mulia yang sesuai teori octet. Penerimaan 2 elektron oleh atom golongan VIA membentuk ion negative bermuatan 2. Contohnya sebagai berikut :
Cl ( 2  8  7 ) + e ® Cl- ( 2  8  8 )
S ( 2  8  6 ) + 2e ® S2- ( 2  8  8 )



II. IKATAN KOVALEN
Menurut G. N. Lewis, atom-atom dapat berikatan dengan menggunakan pasangan electron secara bersama-sama supaya mencapai kestabilan seperti unsure gas mulia. Ikatan semacam ini disebut ikatan kovalen. Ikatan kovalen adalah ikatan antar atom yang di bentuk dengan penggunaan bersama pasangan electron oleh atom-atom yang berikatan. Ikatan kovalen terjadi karena atom-atom akan berikatan memilki keelektronegatifan sama atau hampir sama. Jadi, atom tidak melepaskan atau menerima electron, tetapi menggunakan pasangan electron secara bersama-sama. Contoh atom yang cenderung berikatan kovalen ialah C dan H yang memiliki beda keelektronegatifan 0,35 ( skala Pauling ). Ikatan kovalen terbentuk antara unsure-unsur bukan logam.

Pembentukan ikatan kovalen harus sesuai dengan teori octet, yaitu memiliki konfigurasi electron seperti unsure gas mulia. Misalnya, senyawa HCl terbentuk dari atom H yang memilki 1 elektron valensi dan atom Cl yang memiliki 7 elektron valensi. Satu electron dari atom H dan 1 elektron dari atom Cl digunakan bersama-sama dalam molekul HCl. Jadi, atom H memenuhi teori octet karena menggunakan 2 elektron dan atom Cl menggunakan 8 elektron. Contoh senyawa yang berikatan kovalen sebagai berikut :
HF, HCl, HBr, dan HI
H2O, NH3, CH4, H2S, dan PH3
CCL4, PCL3, dan CHCl3

H2, O2, N2, Cl2, dan Br2.

Komentar

  1. Terimakasih atas informasinya, saya mengerti ikatan ion dan kovalen
    jangan lupa kunjungi https://ppns.ac.id
    Tolong isi kuisionernya, semakin banyak yang ngisi semakin banyak juga balasannya. Terimakasih sudah membantu 🙏🏽
    https://bit.ly/38P1KV

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KUMPULAN LATIHAN SOAL KETAHANAN NASIONAL

RUMUS PENULISAN SENYAWA KIMIA

Sistem Pemerintahan Negara Prancis